Daftar isi [Tampil]
Resensi Buku Non-Fiksi |
Resensi Buku Non-fiksi - Meresensi Buku secara singkat adalah ulasan atau review terhadap buku, terutama soal isi buku itu sendiri. Resensi bisa dilakukan pada banyak hal yang berkaitan dengan sastra dan budaya, misalnya resensi buku fiksi dan non-fiksi, film, drama dan lagu. Bahkan termasuk lukisan juga bisa diresensi.
Jadi, resensi sangat berkaitan dengan hobi. Orang yang hobi membaca buku sangat familiar dengan resensi buku. Orang yang terbiasa membaca buku fiksi pasti mudah sekali membuat resensi dengan menuangkan ulasan terkait pengalaman membaca buku fiksi tersebut.
Rata-rata orang yang hobi membaca pasti suka dengan genre fiksi. Disamping karena bacaannya yang ringan, genre fiksi didominasi dengan cerita dan kisah-kisah buatan yang didesain agar disukai pembaca. Beda halnya dengan non-fiksi yang didominasi oleh pengetahuan-pengetahuan yang ditulisa apa adanya, tidak didesain agar disukai oleh pembaca.
Karena itulah melakukan resensi buku non-fiksi lebih sulit daripada meresensi buku fiksi (misalnya novel, dsb). Meresensi buku non-fiksi memerlukan keseriusan ekstra agar ulasan yang diberikan tepat sasaran dan tidak asal-asalan.
Sebelum itu perlu diketahui terlebih dahulu, tujuan membuat resensi buku non-fiksi yuk.
Tujuan Menulis Resensi Buku Non-Fiksi
Meresensi Buku secara umum akan memberi manfaat bagi pembuat resensi maupun pembaca buku yang akan diresensi. Penulis resensi akan mendapatkan pengalaman membaca yang mengesankan dari resensi yang ia buat. Meresensi buku non-fiksi akan membuat pengalaman dan kesan tersebut sulit dilupakan karena pengalaman tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan. Meresensi buku juga membantu untuk memahami isi dan penulis buku itu sendiri.
Meresensi buku non-fiksi juga bermanfaat bagi penulis secara ekonomis. Banyak surat kabar seperti majalah dan koran yang memuat rubrik tentang resensi buku. Resensi yang dimuat di surat kabar biasanya beragam dari novel hingga film. Untungnya jarang sekali ada yang melakukan resensi buku non-fiksi, sehingga menghasilkan kompetitor yang lebih sedikit.
Tidak semua resensi yang dikirim ke surat kabar akan diterima. Namun resensi yang dibuat dapat dijadikan konten di media online maupun blog. Resensi buku non-fiksi sendiri adalah keyword yang termasuk paling sering dicari oleh peselencar internet.
Baca juga artikel sejenis:
Resensi buku dapat bermanfaat juga bagi penulis buku itu sendiri. Penulis biasanya (terutama buku nonfiksi) akan memberi peluang bagi pembaca untuk memberi kritik dan saran di kata pengantar atau pendahuluan. Karena penulis tau karyanya jauh dari kata sempurna sehingga membutuhkan kritik dan saran.
Bagi calon pembaca buku tersebut, resensi akan menjadi referensi dan panduan. Resensi buku non-fiksi yang dibuat biasa akan mengundang calon pembaca tersebut untuk menanggapi ulasan tersebut ketika mereka selesai membaca buku. Selalu ingat bahwa ulasan dalam resensi itu tidaklah selalu benar, sehingga penting untuk menjadi pembaca sekaligus ‘peresensi’ yang bijak.
Resensi juga sering dijadikan tugas baik di tingkat sekolah menengah ataupun perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan resensi buku, terutama buku non-fiksi mempunyai manfaat yang luas bagi masyarakat, terutama dikalangan pendidik ataupun akademisi.
Cara Melakukan Resensi Buku Non-Fiksi
Membuat resensi buku non-fiksi lebih sulit dibandingkan meresensi non-fiksi, namun ada beberapa tips agar meresensi buku non-fiksi bisa semudah meresensi buku fiksi.
1. Ketahui Permasalahan yang Diangkat dalam Buku
Setiap buku mempunyai permasalahan yang hendak diangkat serta dibahas secara komprehensif. Permasalahan ini bisa dilihat dibagian pendahuluan atau prolog pada lembar-lembar awal buku. Dibagian ini bisa diketahui masalah yang hendak diangkat oleh penulis.
Misalnya buku yang berjudul “Filsafat Hukum : Refleksi Kritis Terhadap Hukum” yang ditulis oleh Dr. Muhammad Erwin ini mempunyai permasalahan yang melatarbelakangi penulisan buku hukum best seller ini. Seperti yang disampaikan oleh Prof Saldi Isra di bagian prolog, bahwa jarang sekali tokoh-tokoh muda yang pemikirannya mempengaruhi hukum di Indonesia melalui pemikiran filsafatnya. Selain itu juga kajian filsafat seringkali terkesan kaku dan tidak menarik.
Mengetahui permasalahan utama yang diangkat dalam buku akan memudahkan kita dalam membuat resensi buku non-fiksi.
2. Membaca Isi Buku
Dalam hal ini, apakah perlu dibaca semua? tergantung waktu yang kamu punya. Jika ingin membuat resensi dengan cepat tapi benar, baca bagian-bagian penting dari setiap bab yang ada.
Bagian-bagian penting tersebut adalah pokok pikiran yang hendak disampaikan oleh penulis dalam setiap paragraf. Dalam hal ini kamu bisa menggunakan teknik membaca cepat, selain itu mencari teks informatif bisa dilakukan tanpa harus membaca semua isi paragraf.
Pokok-pokok pikiran ini harus dicatat agar tidak lupa. Di resensi nanti pokok pikiran penulis inilah yang akan kamu ulas dan dikaitkan dengan permasalahan yang diangkat sebelumnya. Pokok pikiran yang telah terkumpul dipisahkan berdasarkan penomoran Bab agar tidak lupa.
3. Mengetahui Profil Penulis dan Identitas Buku
Profil penulis sangat penting dalam membuat resensi buku non-fiksi. Hal ini dikarenakan profesi penulis biasanya akan sangat berkaitan dengan tema yang ia tulis. Misalnya Buku Filsafat Hukum yang ditulis oleh Dr. Muhammad Erwin sangat berkaitan erat karena beliau sendiri adalah pengajar di Fakultas Hukum Univeristas Sriwijaya.
Selain itu, identitas buku seperti penerbit, tahun terbit dll akan sangat penting untuk teknis penulisan resensi buku non-fiksi nanntinya. Identitas buku akan ditulis lebih awal sebelum ulasan atau isi dari resensi buku.
Demikianlah cara-cara mudah untuk meresensi buku non-fiksi. Perlu diperhatikan agar tidak sembarangan membuat resensi buku non-fiksi jika pembuat resensi tidak memahami isi buku dengan baik karena akan merugikan penulis dan menyesatkan calon pembaca. Karena itulah artikel kali ini memberi tips agar resensi buku non-fiksi yang kamu buat tetap benar meski dibuat dengan cepat.
Baca juga tentang Review Buku :