Strategi dan Tahap dalam Proses Pengembangan Produk

Daftar isi [Tampil]


Seluruh bisnis dalam skala besar atau pun kecil, memerlukan sekian proses panjang mulai dari produksi, pengembangan, hingga penjualan produk. Ketika masuk dalam proses pengembangan produk, tentunya ada sekian strategi yang digunakan agar produk yang dihasilkan memiliki kelebihan, fitur, atau nilai tambah yang berbeda.

Perbedaan dari kelebihan, fitur, serta nilai tambah inilah yang nantinya akan membuat produk jadi diminati di pasaran. Setelah itu, barulah tahap penjualan yang merupakan ujung tombak, bisa melakukan eksekusi. Ketika produk sudah dikembangkan secara maksimal, maka pemasaran bukan hal yang sulit lagi.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Tony Stark di kehidupan nyata, yakni Elon Musk, penelitian dan pengembangan produk merupakan salah satu hal yang menjadi fokus dari setiap perusahaan dengan memberikan anggaran besar. Bahkan secara gamblang Elon Musk menyebut kalau hanya memberi sedikit anggaran dalam wilayah marketing. 

Hal tersebut membuktikan bahwa pemasaran terkadang tidak sepenting yang digunakan oleh banyak orang saat ini. Perkembangan pemasaran hingga ke digital marketing, sebenarnya penting nggak penting untuk dilakukan. Elon beranggapan bahwa kalau produknya bagus, pelanggan sudah pasti menyukainya.

Proses Pengembangan Produk

Dalam proses pengembangan produk, biasanya ada sejumlah strategi yang diterapkan agar produk yang dikembangkan bisa jauh lebih baik dibandingkan produk yang sebelumnya. Tentu saja, tujuannya untuk memperkuat citra perusahaan dan meningkatkan daya saing di mata para pelanggannya. 

Adapun strategi yang dipakai, mesti dilakukan secara jelas. Beberapa di antaranya yakni sebagai berikut: 

1. Meningkatkan Produk yang Sudah Ada

Strategi pertama, dilakukan dengan membuat produk baru yang sudah dimodifikasi dari produk yang sudah ada sebelumnya. Modifikasi yang dilakukan, tentu saja sesuai dengan keinginan pasar. Hal ini berfokus pada misalnya penambahan fitur, serta pembaruan yang berpengaruh terhadap minat konsumen. 

2. Meningkatkan Nilai Produk

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, nilai produk juga ditambahkan dalam proses pengembangan produk. Misalnya saja, dengan menambahkan fitur premium, meningkatkan kualitas, dan membuat produk yang jauh berbeda dibandingkan berbagai produk sejenis yang sudah ada di pasaran.

Sederhananya, ketika pelanggan sudah memiliki produk tersebut, ada sesuatu yang tidak bisa diperoleh dari produk sejenis yang ada di pasaran. Dengan begitu, kepuasan dari pelanggan akan meningkat yang pada ujungnya akan membuat produk jadi semakin diminati di pasaran. 

3. Menawarkan Demo Produk

Hal lain yang tak kalah penting, adalah menawarkan demo produk atau percobaan terhadap sampel produk secara gratis. Hal ini akan membuat pelanggan jadi semakin penasaran terhadap produk yang dikembangkan. Tentu saja, dengan sampel, pelanggan bisa langsung merasakan pengalaman menggunakan produk tersebut. 

Jika dalam uji coba yang dilakukan banyak yang beranggapan bahwa produk yang dikembangkan memang berkualitas, bukan tidak mungkin ketika produk sudah dirilis, minat pembelian akan meningkat drastis. 

4. Personalisasi Produk

Jika memungkinkan, pengembangan produk dengan melakukan personalisasi agar sesuai dengan keinginan pelanggan, bisa dilakukan. Misalnya saja, perusahaan menargetkan golongan pelanggan tertentu dan memberikan berbagai hal yang tidak bisa didapatkan oleh pelanggan biasa.

Dengan begitu, pelanggan yang ditargetkan akan merasa diistimewakan lantaran bisa diberikan produk yang tidak banyak dipakai, dikonsumsi, atau dimiliki oleh pelanggan biasa. 

5. Secara Runtut Menerapkan Tahap Pengembangan Produk

Selain beberapa strategi di atas, tentu saja penerapan tahap pengembangan produk, merupakan hal yang paling krusial. Sekurang-kurangnya, ada delapan tahap yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar pengembangan produk sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun beberapa tahapannya yakni sebagai berikut: 
  • Mengumpulkan ide. 
  • Menyaring dan memilih ide. 
  • Mengembangkan dan menguji konsep. 
  • Mengembangkan strategi pemasaran. 
  • Melakukan analisa bisnis. 
  • Pengembangan produk. 
  • Menguji produk di pasar. 
  • Meluncurkan produk baru. 
Tahapan-tahapan tersebut, harus dilakukan secara runtut agar didapatkan hasil pengembangan produk yang maksimal. Dimulai dengan mengumpulkan ide. Dalam pengumpulan ide, perusahaan bisa mengumpulkan ide dari beberapa sumber seperti: 
  • Tim Research and Development  (RnD) perusahaan. 
  • Karyawan perusahaan. 
  • Kompetitor yang menjadi market leader. 
  • Mitra bisnis. 
  • Dan klien ataupun pelanggan. 
  • Setelah melakukannya, tentu saja ide yang terkumpul harus disaring terlebih dahulu. Caranya yakni: 
  • Menentukan tujuan pengembangan produk.
  • Melakukan evaluasi terhadap produk baru.
  • Legalitas produk pada suatu negara. 
  • Tingkat keuntungan. 
  • Bahan baku dan ketersediaan perlengkapan.
Setelah melakukan tahap tersebut, proses pengembangan produk bisa dilakukan sesuai dengan urutan yang telah disebutkan tadi. 

Peran Penting Sprint Planning dalam Pengembangan Produk

Memang, perusahaan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menyukseskan proses pengembangan produk. Namun, ada satu hal lagi yang jangan sampai dilupakan yakni tentang sprint planning. Istilah ini mungkin masih asih di telinga sebagian orang.

Bagi kamu yang belum mengetahuinya, sprint planning adalah suatu event yang jadi bagian dari scrum agile framework. Berasal dari dua kata yaitu sprint dan planning. Intinya, yakni pada perencanaan itu sendiri. 

Sprint planning juga bisa diartikan sebagai rapat yang khusus membahas tentang perencanaan sprint. Hal yang dibahas, terkait dengan pekerjaan yang harus dilakukan ketika ingin mengembangkan produk. Termasuk juga jangka waktu pengembangan produk hingga informasi tentang sejauh mana produk telah dikembangkan. 

Adapun peran penting dari sprint planning yakni sebagai berikut: 
  • Mengetahui secara jelas goals yang dituju dari aktivitas pengembangan produk. 
  • Mengerti apa saja yang perlu dilakukan untuk mengembangkan produk. 
  • Serta selalu mendapatkan cara penyelesaian masalah yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan produk. 

Dengan semua kelengkapan strategi, tahap, serta adanya sprint planning pada proses pengembangan produk, bukan tidak mungkin produk yang dikembangkan oleh perusahaan menjadi ‘raja baru’ di pasaran. Secara otomatis, keuntungan bertambah, citra perusahaan jadi kuat, serta mendapatkan pelanggan loyal yang mahal harganya.
Lebih baru Lebih lama