Asam Manis Hidup di Rentang Usia Quarter Life Crisis

Daftar isi [Tampil]
Keresahan sosial
Quarter Life Crisis


Bismillah...

Selamat Pagi, bagi jiwa-jiwa yang hanya bersapa dengan diri sendiri. Kamu apa kabar Aku? Baik-baik sajakan? Sudah lama Saya tak melihat Aku tersenyum sumringah menikmati setiap proses perjalanan. Kamu serius sehatkan Aku?

Okey fix skip bagian atas, intro doang sih itu..

Begini ceritanya, si Aku ya diriku. Aku terlihat lelah dengan hidupnya, lelah dengan dunia, lelah dengan orang-orang yang sulit ia mengerti. Bahkan aku sering tarik ulur untuk aktif lagi bersosialisasi, berinteraksi, atau ber-haha hihi dengan orang-orang. Rasanya ketika berinteraksi si Aku merasa perlu membatasi, seperti merasa cepat kehabisan energi semangat.

Oiya, Aku akan berumur 21 tahun di 2020 ini. Setelah hampir genap satu tahun berada di umur 20an, banyak sekali asam manis hidup yang ia rasa.

Saya tau, kenapa Aku lelah sekali menjalani hidup akhir-akhir ini. Ternyaka Aku sedang berada pada rentang usia 20-30, dimana masa itu sering terjadi "Quarter Life Crisis".

Apa itu Quarter Life Crisis ? Jika dilihat dari artinya secara bahasa Indonesia, QLC memiliki arti krisis seperempat abad. Quarter Life Crisis ini merupakan suatu kondisi dimana seseorang khawatir dengan ketidakpastian terkait kehidupan mendatang seperti relasi, karier, jodoh, dan kehidupan sosial. Pada rentang usia ini, seseorang sering mengalami berbagai persoalan dalam hidupnya. Persoalan tersebut seperti berbagai masalah psikologi, merasa hidup tidak jelas, hingga krisis kepercayaan diri atau emosional.


Itu yang saya rasakan terjadi pada si Aku. Aku kerap sekali menarik diri dari kehidupan sosial, cenderung menyepi dan menyendiri. Pernah bahkan sering Saya mendapati Aku duduk seorang diri di perpustakaan, atau jalan-jalan sendiri, ya menikmati kesendiriannya. Saya sempat heran kenapa Aku begitu betahnya berlama-lama seorang diri. Ternyata alasannya sederhana, dia butuh ketenangan dalam menjalani hari-harinya yang semakin sesak atas keragu-raguan yang mencuat akhir-akhir ini.

Tidak hanya di dunia nyata ia perlu menenangkan diri, di dunia maya pun ia kerap mencari suasana tenang. Pernah Saya memergoki si Aku menghapus semua kontak Whatsappnya,,,

"Lah kenapa dihapus semua kontaknya?" tanya Saya kepada Aku.
"Sumpek ngeliatin update status WA permenitnya selalu ada!" jawab Aku.
"Kan bisa dimuted?"tanya Saya lagi.
"Ga guna, masih bisa diliatin-_-" jawabnya lagi.


Memang media sosial yang sering disingkat WA ini adalah medsos ter-ramai menurut si Aku. Orang-orang hampir keseluruhan kegiatannya diekspos di WA ini. Dia juga punya masalah psikis, dimana sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Hal inilah yang menjadi pemicu si Aku sering merasa khawatir dengan dirinya sendiri.

Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri!

Itu mungkin ungkapan yang bisa Saya katakan kepada Aku, jika kita terus-terusan memperhatikan tetangga, ya memang benar lebih menggoda. Tetapi perlu diingat, bahwasanya kita tidak tau bagaimana perjalanan hidupnya yang tak ia tampakkan :D

Ayolah Aku tak perlu risau dengan segala ketidakpastian yang ada, termasuk menunggu si anu untuk datang ke rumah (siapa hayo haha). Atau merisaukan perihal karir, setelah wisuda mau ngapain, kerja dimana dan bla bla.

Ingatlah, bahwa Allah akan selalu memberi rezeki kepada hambanya.

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
  
Memiliki arti, “Sesungguhnya Allah Dialah Yang Banyak Memberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (Surah Adz-Dzaariyaat:58). 


Kemudian, Rasulullah juga telah bersabda untuk mensyukuri nikmat yang kita miliki, tanpa ada iri atas rejeki orang lain.

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim no. 2963)

So, semua kembalikan kepada Allah ya Aku! Jangan risau, semangat terus yah :D
Lebih baru Lebih lama