[CONTOH ESAI] Rabbani Home: Konsep Pendidikan Islam Melalui Asrama Sekolah sebagai Investasi Masa Depan

Daftar isi [Tampil]
Yuk Baca Contoh Esai di bawah ini

 

RABBANI HOME



“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka”
-QS. Ar-Ra’d :11

Akhir-akhir ini Indonesia dipenuhi dengan pemberitaan yang seakan-akan menjadi permasalahan besar bagi negara ini, salah satunya adalah korupsi. Korupsi menjadi momok menakutkan bagi Indonesia, jika hal ini terus-terusan mengakar di sendi-sendi kehidupan bukan tidak mungkin kesatuan yang telah dibangun dari nenek moyang hancur karena para petingginya yang memakan uang rakyat. Penulis selaku pemuda melihat kondisi Indonesia saat ini merasa prihatin, oleh karena itu kalau bukan sekarang kita mengubahnya maka kapan lagi. Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmannya di Surah Ar-Ra’d ayat 11, menegaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum tersebut yang merubahnya. Berdasarkan firman Allah tersebut jelas sekali bahwa kita yang harus mengubah kondisi Indonesia saat ini. Lalu, siapa kita ? Kita yang penulis maksudkan disini adalah kaum muda Indonesia. Oleh karena itu, kaum muda jelas turut andil dalam memperbaiki wajah Indonesia di masa yang akan datang.
Kaum muda atau pemuda merupakan investasi masa depan, bahkan aset suatu bangsa. Pemuda tak tanggung-tanggung akan turun ke jalan untuk melakukan hal-hal yang besar demi keadilan umat, tentu ini adalah potensi yang luar biasa. Pemuda adalah sosok yang inovatif suka berkreasi, idealis dan memiliki keberanian serta menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya. Sosok mereka ditunggu-tunggu oleh umat Islam untuk melakukan perubahan, merekonstruksi ulang masa kejayaan Islam, mengeluarkan Umat Islam dari kejahiliahan, dan menyelesaikan permasalahan demi kemaslahatan bersama. Bukan hanya ulama, umara, politisi atau pengusaha yang mampu mengatasi problematika umat, tapi pemuda memiliki peran yang lebih besar. Eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan sangat penting, karena pemuda Islamlah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah kemajuan Islam.
Beberapa tahun ke depan Indonesia akan melewati sebuah fenomena yang namanya bonus demografi. Bonus demografi akan ditemui antara periode 2028-2031 dengan jumlah usia produktif sebesar 67,9% dari total keseluruhan penduduk . Pada kondisi ini dikatakan sebagai bonus demografi karena jumlah usia produktif lebih banyak daripada usia non produktif . Menurut riset yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute, pada tahun tersebut Indonesia akan masuk sebagai tujuh kekuatan ekonomi terbesar di dunia . Pada tahun ini perlu adanya kesiapan untuk melewati era bonus demografi serta perlu melakukan pemberdayaan terhadap pemuda karena mereka adalah wajah Indonesia di tahun 2045. Pada tahun tersebut Indonesia diproyeksikan akan menjadi satu dari tujuh kekuatan ekonomi dunia dengan pendapatan perkapita 47.000 dollar AS. Bahkan pemimpin yang akan mengayomi Indonesia di tahun 2045 adalah mereka yang masih duduk di bangku sekolah, baik pendidikan usia dini, pendidikan dasar maupun pendidikan menengah . Oleh karena itu, pada periode inilah Indonesia harus benar-benar dipimpin oleh sosok yang dapat mengayomi segala kelebihan yang ada. Pemimpin di tahun yang akan datang tentunya merupakan benih-benih dari kaum muda saat ini, maka kaum muda perlu dibina agar tidak melewati fase yang salah. Dengan begitu sosok pemimpin-pemimpin yang merupakan wajah Indonesia di tahun yang akan datang adalah sosok yang mampu mengangkat nama bangsa ini dikancah internasional. Pemimpin yang Indonesia harapkan ialah pemimpin yang bermartabat bukan pemimpin yang hobi makan uang rakyat.
Pemimpin yang baik diperoleh dari bibit yang baik pula, maka dalam fase pembentukannya seorang pemimpin perlu dipupuk sedemikian rupa. Hal ini memiliki makna bahwa dalam proses memperoleh generasi pemimpin yang Indonesia idam-idamkan tersebut perlu adanya pembinaan secara khusus demi tercapainya tujuan bersama. Fase tersebut dapat dibenahi dengan membenahi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi moral dari seseorang yakni dari sisi pendidikan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang melewati fase pendidikan moral secara baik. Moral yang baik menciptakan generasi pemimpin yang baik, begitu juga sebaliknya moral yang buruk maka menciptakan generasi pemimpin yang buruk. Filsafat pendidikan islam dalam bebarapa bidang memiliki pandangan yang idealisme, khususnya idealisme spiritualistik. Kaum idealisme percaya bahwa moral buruk akan dikena sanksi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan balasan bagi mereka yang memiliki moral baik adalah pahala dari-Nya di hari kiamat kelak . Oleh karena itu, dalam konsep Islam belajar itu diberi edukasi mengenai masalah pahala dan dosa yang berujung pada pemahaman dari balasan untuk pahala adalah surga sedangkan dosa berada di neraka. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yakni:

“…. Ia mendapat pahala ( dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa   (dari kejahatan) yang diperbuatnya pula ……..”  
-QS. Al- Baqarah : 286
Sistem nilai yang memiliki daya pancar yang diyakini mampu menerangi moralitas manusia menurut pandangan Islam adalah bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ayat ke 115-116 yang digambarkan dalam surat Al-Maidah, yakni:

“….Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kitab yang menerangi”. Dengan kitab itulah Subhanahu wa Ta’ala menjuluki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya kejalan keselamatan, dan, (dengan kitab-kitab itu pula) Allah SWT. mengeluarkan orang-orang itu dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
-QS. Al-Maidah : 115-116

Tidak hanya dalil tersebut saja, Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan juga menyebutkan di beberapa ayat lainnya yaitu:
“Dan barang siapa beriman kepada Allah, Allah akan menunjuki hatinya”. QS. At-Taghabun : 11
Beberapa keterangan di atas semakin menunjukkan kejelasan kepada kita, bahwa konsep kependidikan dan kejelasan kepada kita, bahwa konsep kependidikan dan belajar dalam Islam sangat berbeda dengan konsep pendidikan dan belajar menurut teori-teori Barat yang sekuler. Menurut hemat penulis, penting untuk menekankan penanaman agama di dalam proses pendidikan yang tidak hanya di saat jam pembelajaran tetapi di luar dari pembelajaran dapat ikut ditekankan lagi. Oleh karena itu penulis memberikan solusi bagi degredasi moral saat ini yakni dengan menerapkan konsep Asrama yang islami “Rabbani Home”.

Gambar 1. Logo Konsep Rabbani Home App
bagus aplikasi

Penulis berkeyakin dengan menerapkan asrama di setiap sekolah dapat lebih mudah mengontrol dan mengamati para murid. Argumen ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizki Novensi Yusta di SMAN 2 Unggul Sekayu bahwa dengan menerapkan asrama penanaman nilai keagamaan dapat lebih terjamin ketercapaiaannya yakni dengan beberapa aturan yang harus ditaati oleh para murid seperti sholat masjid tepat waktu .
Alasan penulis lainnya adalah ketika di asrama konsep kebersamaan antar guru ataupun murid lebih mengena ketimbang mereka yang di kost atau di rumah. Hal ini tentunya mempermudah menerapkan konsep pendidikan islam di luar pendidikan formal di sekolah. Asrama menjadi alternatif sebagi tempat kedua untuk lebih menekankan moral atau akhlak para murid karna pendidikan agama yang diberikan di sekolah lebih sedikit ketimbang pendidikan umum. Rabbani Home ini dikonsep menyerupai rumah sesungguhnya dimana para murid beribadah bersama, makan bersama, belajar bersama, bahkan berbagi cerita bersama. Tidak hanya itu bapak atau ibu guru yang sekaligus sebagai pengurus asrama yakni dikenal bapak dan ibu asrama mereka menjadi orangtua kedua di asrama. Rabbani Home akan banyak memberikan bekal-bekal agama kepada para murid agar lebih siap menghadapi dunia luar setelah lulus dari sekolah nantinya. Penulis yakin dengan menerapkan Rabbani Home ini dapat menciptakan cikal bakal pemimpin Indonesia yang mampu mebedakan mana yang haq dan mana yang batil menurut negara dan tentunya menurut agama. 
Menutup gagasan penulis, konsep Rabbani Home akan semakin kompleks dengan hadirnya sebuah aplikasi yakni Rabbani Home App. Dimana di aplikasi ini menghadirkan fitur-fitur kreatif sebagai pengingat, penasihat, bahkan memantau perkembangan pengetahuan peserta didik. Sebaiknya ada tiga kategori penting yakni bagi guru, orang tua, dan siswa. Dimana kategori guru akan disediakan fitur-fitur apasaja berkaitan agenda mengajar, rutinitas asrama, bahkan memantau perkembangan siswa. Kemudian untuk orang tua juga penting, dimana orang tua secara real melihat progress anaknya belajar, baik akademik maupun keagamaan seperti berapa hafalan mengajinya, seberapa sering bolos shalat subuh dan lain-lain. 
Adapun kategori siswa menghadirkan fitur-fitur yang berkenaan aktivitas asrama dan sekolahnya. Agenda apa saja yang akan dijalankan, jadwal waktu belajar dan shalat, alarm pengingat waktu baik untuk hafalan maupun shalat fardhu dan sunnah, serta fitur lainnya. Sebuah kebiasaan memang harus diciptakan melalui lingkungan serta dorongan orang-orang terdekat. Melalui saran penulis ini diharapkan mampu menciptakan sebuah iklim yang rabbani agar pemuda Islam tak salah melangkah demi tercapainya umat madani.

“Menuntut Ilmu Adalah Wajib Bagi Setiap Muslim”

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran, Kitab Suci Agama Islam untuk Pedoman Hidup Umat Manusia
Mckinsey Global Institute. 2012. The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential. New York: Mckinsey Global Institute.
Media Indonesia, 2017, Kondisi Pendudukan Indonesia Tahun 2045, Media Indonesia, dilihat 25 November 2018, http://www.mediaindonesia.com/
M. Arifin, Filsafat Pendiddikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 1991.
Nugraha, DA et al., 2014, Siapa Mau Bonus? Peluang Demografi Indonesia, Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia, Jakarta.
Rizki Novensi Yusta. 2014. Integrasi Pola serta Proses Pembelajaran di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu dengan Penerapan Ilmu Plus-plus Sebagai Upaya Mewujudkan Generasi Bangsa yang Cerdas dan Berkarakter. Musi Banyuasin: SMA Negeri 2 Unggul Sekayu (Tidak diterbitkan).
Triyono. 2016. ‘Menyiapkan Generasi Emas 2045’, dokimen dipresentasikan di Seminar Nasional ALFA-IV, Unwidha Klaten, 5 Oktober 2016.

Terima kasih sudah membaca Esai saya. Yuk belajar tips dan trik menulis esai juga.
Lebih baru Lebih lama