5+ Perbedaan Kritik dan Esai, Struktur dan Contohnya

Daftar isi [Tampil]
Perbedaan kritik dan esai
Perbedaan kritik dan esai


Hai sahabat intelektual, apa kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu ya. Kali ini kita akan membahas seputar perbedaan, struktur dan contohnya. Jadi, pada karya sastra ada yang namanya kritik dan esai. Apakah kamu sudah mengerti perbedaan dari keduanya?

Baca juga:

$ads={1}


Belum tahu ya perbedaannya? Jika belum kamu tepat sekali membaca artikel ini, karena kita akan membedahnya. Pelan, pelan mari disimak di bawah ini.

Karya buatan manusia tidak lepas dari sebuah kritik dan saran. Rasanya ada yang kurang ketika karya yang kamu buat tidak ada yang memberikan masukan baik itu berupa kritik ataupun memuji. Kritik sebenarnya tidak melulu tentang nyinyiran orang secara negatif, tetapi lebih dari itu.


Ada banyak fungsi yang diperoleh melalui kritik sastra. Pastinya dengan kritik, sebuah karya sastra akan lebih bisa diperbaiki lagi secara sempurna. Bahasa kerennya kritik membangun. Tetap ada kritik tetapi bukan menjatuhkan, digunakan untuk perbaikan sebuah karya.

Akhir-akhir ini esai dianggap telah bertransformasi menjadi sebuah tulisan kritik sastra. Menurut saya, kritik dan esai tetap ada perbedaannya. Walaupun keduanya sama-sama sebuah tulisan yang mengulas suatu objek atau permasalahan tepatnya diulas dari sisi penulis (argumen/opini), tetapi ada perbedaan yang membedakannya.

Sebelum itu, mari kita mengenali perbedaan kritik dan esai terlebih dahulu dari sisi pengertian.

Pengertian Kritik dan Esai


Kritik adalah tanggapan atau ulasan yang disertai dengan pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Itu dilihat dari etimologi atau dari ilmu bahasa, bahwa pada intinya kritik itu adalah sebuah kegiatan untuk menilai baik buruk atau bermutu tidaknya dari sebuah karya sastra.

Lalu, bagaimana dengan esai? Esai adalah sebuah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sekilas atau hanya satu pokok masalah tidak menyeluruh yang ditulis berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya. Itu merupakan rangkuman dari KBBI.

Pada dasarnya hampir mirip tetapi tetap ada perbedaan antara kritik dan esai.

Secara ringkasnya jika melihat dari pengertiannya, bahwa kritik lebih menjurus pada penilaian suatu karya sastra baik itu berupa puisi, cerpen, novel, dan sebagainya. Sedangkan, esai lebih berfokus pada permasalahan umum atau fenomena yang terjadi misalnya membahas tentang wabah Covid-19 yang saat ini sedang terjadi.

Namun, agar memperkaya pengetahuan berikut perbedaan kritin dan esai dilihat dari objek tulisan, fungsi, sifat tulisan, gaya bahasa, Bentuk Penulisan, Saran.

Perbedaan Kritik dan Esai

Baiklah mari kita bedah satu persatu dari perbedaan kritik dan esai.

Perbedaan kritik dan esai
Perbedaan kritik dan esai



1. Objek Tulisan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya pada pengertian kritik dan esai. Bahwa objek tulisan dari keduanya berbeda. Pada kritik objek tulisannya cenderung dilakukan pada sebuah karya sastra seperti karya dari penyair puisi, sajak, dan sejenisnya. Kritik juga dilakukan pada sebuah cerpen, novel, dan sejenisnya.

Sedangkan esai fokus objek yang diangkat merupakan permasalahan umum seperti permasalahan yang terjadi terkait sosial, budaya, politik, dan sejenisnya. Gampangnya, esai membahas fenomena umum yang terjadi seperti kemiskinan, wabah penyakit saat ini corona, trend mudik lebaran, suatu kebudayaan atau tradisi.

2. Fungsi

Adapun perbedaan kritik dan esai yang kedua adalah dari segi fungsi. Kritik berdasarkan fungsinya digunakan untuk mengevaluasi sebuah karya sastra untuk karya yang lebih sempurna serta memenuhi kenikmatan dalam menilai estetika dari sudut pandang si kritikus. Dengan memberikan kritik artinya ia mempunyai ketertarikan untuk meningkatkan mutu dari sebuah karya.

Sedangkan esai, fungsinya berusaha memberikan solusi atau gagasan atas permasalahan atau fenomena yang terjadi. Tidak ada unsur untuk memenuhi estetika atau pemenuhan agar karya menjadi lebih sempurna, tetapi berusaha agar masalah tersebut selesai. Dan bahkan jenis esai seperti esai beasiswa kadang fungsinya hanya sebagai media narasi untuk mendeskripsikan suatu objek misalnya pengalaman seseorang.


3. Sifat Tulisan

Jika melihat objek keduanya, sebenarnya ada sedikit perbedaan. Menurut pandangan penulis, kritik pada suatu karya sastra itu bersifat subjektif karena setiap orang punya selera seni yang berbeda-beda. Bisa saja suatu karya dikatakan bagus oleh si A, tetapi tidak menurut B.

Sedangkan, sifat tulisan pada sebuah esai cenderung objektif karena biasanya pada esai ini memuat suatu opini atau sudut pandang penulis dan disertai dengan sumber tulisan yang relevan untuk menguatkan argumennya.

4. Gaya Bahasa

Perbedaan kritik dan esai yang keempat adalah dilihat dari gaya bahasanya. Pada kritik gaya bahasa yang digunakan cenderung baku. Sedangkan pada esai baku dan santai.

Esai sendiri sebenarnya ada banyak jenisnya. Jika esai ilmiah, gaya bahasa yang digunakan cenderung baku. Esai sastra atau esai populer menggunakan bahasa yang santai. Jadi sebenarnya ada sedikit perbedaan itu pada gaya bahasa antara kritik dan esai.

5. Bentuk Penulisan

Pada kritik bentuk penulisannya melalui tiga tahapan yakni interpretasi (penafsiran karya), analisis (penguraian terkait karya), dan penilaian (evaluasi karya). Sedangkan pada esai, dimulai dari masalah umum atau fenomena yang terjadi, kemudian pemberian gagasan atau sudut pandang, dan kesimpulan.

5+ Saran

Bedanya kritik dan esai di bagian saran adalah di kritik tentu sebuah saran merupakan sebuah kewajiban untuk dituliskan pada paragraf akhir atau saat melakukan tahapan penilaian. Sedangkan, esai boleh tidak dimasukkan sarannya tetapi juga boleh untuk ditambahkan.

Ciri-ciri Kritik dan Esai

Agar memudahkan sobat dalam memahami perbedaan kritik dan esai, di sini saya akan menguraikan ciri-ciri dari keduanya.

Ciri-ciri Kritik


  1. Berisi tanggapan atau evaluasi terhadap hasil karya sastra
  2. Memberikan pertimbangan mutu karya terkait baik dan buruknya
  3. Memberikan saran perbaikan
  4. Walau ditulis subjektif tetapi harus berdasarkan penilaian yang jelas, tidak berpihak kepada siapapun
  5. Gaya penulisan baku

Ciri-ciri Esai

  1. Tulisan yang membahas masalah umum atau fenomena umum
  2. Karangan prosa
  3. Ditulis dengan singkat
  4. Objektif walau ada sudut pandang, harus ada sumber relevan untuk mendukung pernyataan
  5. Gaya penulisan baku pada esai ilmiah, gaya penulisan santai pada esai populer
  6. Bersifat tidak utuh atau hanya membahas satu pokok masalah

Struktur Kritik dan Esai


Setelah mengetahui perbedaan kritik dan esai, mari kita bedah satu-satu antara struktur kritik dan esai itu seperti apa.

Mungkin selama ini kamu sudah paham dengan struktur di esai, tetapi bingung struktur pada kritik. Tenang, di sini kita bahas keduanya.

Struktur Kritik

Sebenarnya pada krittik tidak jauh berbeda dengan esai, tetapi secara spesifiki dalam kritik mengandung tiga tahapan ini. Berikut struktur kritik:

1. Interpretasi


Interpretasi merupakan sebuah kegiatan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu kondisi karya atau latar belakang karya itu ditulis. Pada interpretasi juga mendeskripsikan data yang diperoleh mulai dari urutan cerita, tokoh yang ada di dalam karya sastra, latar tempat dan waktu, dan menjelaskan secara umum alur dari setiap bagian, bab atau episode. Pada bagian ini umumnya dikenal juga dengan pembuka atau pendahuluan dari tulisan kritik.

2. Analisis


Analisis adalah struktur sebuah tulisan kritik yang kedua. Jadi, setelah disusun oleh interpretasi. Maka selanjutnya tulisan tersebut perlu menjelaskan hasil analisis dari suatu karya sastra.

Analasisi dilakukan dengan menguraikan unsur-unsur yang membangun dari karya sastra tersebut.

Seorang kritikus yang baik tidak lantas terpukau terhadap apa yang sedang ia analisis tersebut. Tetap berpikir secara logis kemudian dia akan menganalisis karya tersebut sehingga diperoleh hasil tafsiran atau hasil analisis karya.

3. Penilaian

Penilaian dapat diartikan sebagai nilai atau mutu suatu karya sastra yang dikritik oleh kritikus tersebut. Penilaian merupakan struktur akhir dari sebuah tulisan kritik. Bahasa lainnya kesimpulan dari suatu karya yang dikritik.  Penilaian akhir ini sangat bergantung pada aliran si kritikus karena setiap orang punya selera seninya masing-masing walaupun pada saat menuliskan ia berusaha menilainya atas apa yang ada tetapi unsur subjektif akan masih ada.



Stuktur Esai

Sebuah esai memiliki struktur penyusunnya terdiri dari tiga bagian berikut ini yaitu:

1. Pendahuluan

Struktur esai yang pertama adalah pendahuluan. Pada bagian ini penulis  atau kamu berusaha menjelaskan tentang gambaran umum objek yang dibahas, kondisi umum permasalahannya. Gunakan segitiga terbalik dalam menuliskan pendahuluan, dimulai dari yang umum kemudian ke khusus.

2. Isi

Pada bagian isi fokus membahas topik yang kamu ambil serta uraikan dengan detail gagasan yang diajukan. Biasanya pada bagian ini langsung membahas sudut pandang penulis terhadap masalah umum atau fenomena yang dibas.

3. Penutup

Pada bagian ini penulis akan menyimpulkan pembahasan dari esainya dimulai dari bagian pendahuluan hingga isi. Ditulis dengan singkat, padat dan jelas. Langsung menyasar inti dari gagasan yang ia tulis. Hendaknya di bagian ini ditulis dengan ringkas tidak perlu bertele-tele.


Contoh Kritik dan Esai

Baiklah, saya anggap sobat sudah memahami mulai dari perbedaan kritik dan esai beserta strukturnya. Nah, untuk menambah pengetahuannya boleh dilihat contoh kritik dan esai. Baca di sini untuk Contoh Kritik dan Esai LENGKAP.

Contoh Kritik Sastra Pada Sebuah Puisi



POT
pot apa pot itu pot kaukah pot aku
pot pot pot
yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
yang jawab pot pot pot pot kaukah pot aku
pot pot pot
potapa potitu potkaukah potaku?
 POT

Hasil Kritik Sastra secara Singkat:
Berdasarkan standar kehebatan (keindahan) dari puisi-puisi yang dilahirkan oleh Chairil Anwar,
pilihan kata atau diksi yang digunakannya mengandung nilai estetis dan menimbulkan penggambaran yang hidup bagi para pembacanya. Dengan ukuran penilaian tersebut, bisa jadi puisi “POT” menjadi tidak bernilai karena diksi dan ungkapannya ambigu, tidak menimbulkan penggambaran yang jelas dan pasti pada pembacaKhususnya bagi mereka yang tidak menyukai sebuah karya yang tak ada maksud secara jelas atau langsung. 

Contoh Esai tentang Pendidikan


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 96 Tahun 2014, 
Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan yang ditujukan bagi lulusan 
SMA/Sederajat yang memilik keterbatasan ekonomi untuk melanjutkan pendidikan. Salah satu tujuan dari Bidikmisi adalah menghasilkan lulusan yang mandiri, produktif dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemutusan mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. 

Universitas Sriwijaya sebagai salah satu perguruan tinggi yang menerima manfaat dana Bidikmisi dari Kemristekdikti untuk disalurkan kepada mahasiswa yang membutuhkan bantuan biaya pendidikan. Pada tahun ini beredar informasi mengenai pencairan dana Bidikmisi yang akan dilaksanakan setiap satu bulan sekali (LPMGS Unsri, 2018).

Menurut hemat penulis, hal ini tentu merupakan suatu hal yang positif 
karena uang yang diperoleh tidak serta merta cair dengan jumlah yang banyak. 
Mahasiswa lebih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan me-manage uang yang diperoleh. Namun, kebijakan tersebut juga menimbulkan beberapa persoalan seperti mahasiswa yang sebelumya berencana ingin membeli laptop akan terhambat karena dana yang cair dilakukan perbulan, biaya untuk membeli buku yang tidak hanya satu buku melainkan satu buku untuk di setiap pelajaran, dan bagi mereka yang ingin membangun sebuah usaha akan menemui hambatan karena persoalan dana. Disini penulis seringkali mendengar celotehan dari teman-teman  teman yang terhambat pada dana “jangankan ingin berwirausaha membeli perlengkapan kuliah saja mesih tersendat”.

Beberapa permasalahan di atas sebenarnya dapat diatasi dengan mengoptimalkan peran Koperasi Mahasiswa atau Kopma Unsri dalam memenuh kebutuhan mahasiswa. (Bagian ini sudah masuk ke isi dan dilanjutlan dengan gagasan si penulis).

Baiklah itu dia pembahasan mengenai perbedaan kritik dan esai yang sudah Kuskus Pintar sampaikan. Semoga bisa bermanfaat. Jika ada kritik dan saran yang membangun boleh disampaikan di bawah kolom komentar ya.

$ads={2}
Lebih baru Lebih lama