Daftar isi [Tampil]
"Kenapa ya cewek hobi curhat?" Seketika saya berpikir membaca pertanyaan tersebut. Kenapa ya?
Writing is healing, begitu tulis saya pada blog yang tersayang ini. Berharap apa yang sempat mengganjal di hati bisa dilepaskan melalui kata. Sedih sih gak punya tempat berbagi cerita. Sedih juga isinya melulu tentang curhat. Gak ada bahasan lain apa? Ngeluh doang, ngeluh terus. Ada sih beberapa tulisan yang enggak curhat, sayang masih menjadi minoritas.
Kadang heran, kali mood sedang melayang ke kurva terbawah. Bawaannya melow terus, berasa mau nangis. Kalo mau nangis yaudah nangis aja. Jangan ditahan-tahan, namanya manusia biasa sering salah. Kamu kalo keseringan dipendam ntar busuk tuh dah.
Iya gimana enggak dipendam, takut dikira lemah. "Halaahh gitu aja nangis, dasar cengeng." Gak enak yah mendam sesuatu. Cewek itu hobi curhat karena memang mereka perasa, apa-apa dibawa perasaan. Dengan curhat, setiap rasa yang mungkin menggelayut di pikirannya bakal berkurang sedikit demi sedikit. Ini menurut saya, gak tau kalo menurut yang lainnya.
Saya mau curhat. Mari lupakan dulu yang namanya Personal Branding yang katanya mempromosikan diri secara profesional. Mari lupakan dulu wibawa, iya katanya curhat bisa menurunkan wibawa. "Masa presiden curhat, gak banget deh!" Oiya curhat itu curahan hati. Kan gak lucu, Presiden curhat ke rakyat. Misalnya, Presiden curhat kalo PSBB itu gak ada gunanya. "Saya sedih, berharap dengan menerapkan PSBB jumlah terinfeksi corona akan menurun tetapi ini malah sebaliknya. Salah saya apa?" Contoh lho ya, contoh.
Aneh aja, tiba-tiba saya merasa insekyur parah. Bukan persoalan insekyur yang dibahas pada film imperfect garapan ernest, bukan itu. Tiba-tiba saya merasa enggak ada apa-apanya, merasa diri ini hanyalah butiran debu yang terbang luntang-lantung ditiup angin.
"Keren yah bacaan Qur'an-nya." atau "Wuih udah banyak aja nih hafalannya." Sebut saya dalam hati. Kenapa ya dulu saya enggak belajar dengan serius, kenapa ya saya setiap diajak halaqoh banyak alasan? Kenapa ya enggak ada orang yang mau nyesatin saya ke jalan yang benar? Kenapa ya setiap pamflet kajian terlewat begitu saja?
Kenapa ya dulu pas ada tugas menghafal wajib saya malah mengeluh, merasa terbebani hanya karena ingin menuntaskan mata pelajaran. Kenapa ya saya enggak berada pada iklim yang benar-benar mendukung saya? Temanmu sudah tamat berapa bacaan, lah kamu sendiri apa? Kenapa ya orang-orang memandang saya ini punya nilai plus hingga mereka percaya bahwa saya layak disandang sebuah amanah?
Kamu dipandang baik karena Allah menutupi semua aibmu.
Insekyur parah.
"Ubah insekyur jadi bersyukur." Gimana caranya? Gimana caranya bersyukur di atas insekyur? Mungkin karena kita selalu memandang ke atas menjadikan kita manusia yang kurang bersyukur. Ayolah pandang ke depan, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mengejar ketertinggalan. Oiya, ini juga bukan ajang perlombaan. Enggak usah takut kalau garis finish bakal dicopot begitu aja. Tenang kok, garis finish akan selalu ada. Garis kematian.
"Dan beribadahlah engkau kepada Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (yakni kematian). ~QS. Al Hijr: 99~
Ayo, ayo jangan insekyur lagi hehehe