Daftar isi [Tampil]
![]() |
Anggap aja mirip rumput |
Hari ini genap sudah sepuluh hari saya menulis di bulan Mei 2020. Sebelumnya di bulan Mei tahun kemarin hanya sempat saya isi dengan dua buah tulisan. Artinya, jika dibandingkan tahun lalu, progres menulis saya pada tahun ini mengalami peningkatan. Di dalam ilmu akuntansi, jika kita ingin mengukur kinerja perusahaan apakah meningkat atau malah menurun maka bisa gunakan metode komparatif. Melakukan perbandingan angka pada laporan keuangan. Perbandingan tersebut diukur sesuai bulan. Misalnya, laporan keuangan bulan Desember 2019, kita bandingkan dengan laporan keuangan bulan Desember 2018. Sama-sama di bulan Desember. Atau pertriwulan di awal tahun 2019, bandingkan dengan triwulan di awal tahun 2018.
Saya menganalisis progres diri saya sendiri, khususnya dalam bidang menulis. Kenapa penting bagi kita membandingkan diri sendiri pada masa ini dengan masa lalu?
Hemm, begini. Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan ungkapan berikut ini.
"Bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri"
Yup, kita selalu merasa kurang dan kurang jika membandingkan progres diri sendiri dengan progres orang lain.
Hari ini, saya sangat merasa bersyukur ketika teman-teman terdekatku sudah mulai memiliki ketertarikan untuk menulis terutama menulis di sebuah laman pribadi. Ada tiga orang yang menghubungi saya kemarin, iseng bertanya perihal bagaimana cara membuat sebuah blog. Senyum saya mengembang waktu itu, lantas saya tidak ingin mematahkan semangat mereka dengan menjawab "Buka saja di google, tho banyak tutorialnya." Tidak, tidak mungkin saya menjawab seperti itu.
Saya apresiasi kemauan mereka untuk menulis. Ini merupakan niat yang baik. Niat yang baik jangan dipatahkan dengan kalimat-kalimat yang 'masa bodo'. Sebisa mungkin saya menjawabnya. Jika menilik kadar keilmuan saya di blog yang masih kurang, kurang banyak malah. Tetapi, setidaknya apa-apa yang sudah saya mengerti akan saya ceritakan.
Semester kemarin, saya sempat diundang sebagai pembicara untuk kelas pelatihan blog di suatu organisasi yang saya ikuti. Alhamdulillah, diantara mereka antusias mendengarkannya. Walaupun yang tertarik hanya sedikit, setidaknya sedikit demi sedikit dapat berguling layaknya bola salju. Semoga dari satu orang bisa mengajak orang lainnya untuk menulis.
Hingga hari ini pun saya masih belajar untuk menulis dan mengutak-atik settingan blog. Jika ditanya apakah blog saya sudah bisa menampilkan iklan ads, bisa dilihat sendiri ya😊
Tentu masih belum di approve oleh google. Dulu, saat blog ini masih berembel-embel blogspot, saya pernah iseng mengajukannya di Google Ads. Hasilnya? Tentu ditolak dengan alasan navigasi dll
Lama saya tidak memikirkannya lagi, lantas saya berfokus pada 'Bagaimana caranya mengisi blog agar tidak sepi artikel maupun pengunjung.'
Dulu pun saat saya mengisi kelas pelatihan blog, ada yang bertanya perihal iklan dan cara memperoleh uang melalui menulis di blog. Saya belumlah berpengalaman dalam hal itu, jawaban saya hanya sekadar penyemangat untuk menulis. Bahwa lagi-lagi soal niat, semua hal berawal dari niat, "Innamal a’maalu bin niyyah” (Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat). Saya tidak bisa berkata banyak, semuanya kembali pada niat masing-masing. Apakah niat menulis hanya stop di perihal monetizing ? Ingatlah ketika niat kita hanya perihal uang dan uang, semisal blog tidak menghasilkan uang lantas kita akan berhenti untuk menulis.
Niatkanlah dalam hati bahwa niat saya menulis adalah menebar kebermanfaatan. Atau Menulis merehatkan pikiran. Atau menulis terapi diri. Hingga tak ada alasan bagi kita untuk berhenti menulis.
Tenang, mungkin kamu merasa salah niat. Saya juga kok. Jawaban saya untuk seseorang yang bertanya ketika duduk di kelas pelatihan tersebut, sekaligus menjadi pengingat bagi diri saya pribadi. Kembali saya tersadar, "Kamu menulis di blog tujuan awalnya nyari uang ya kik?" Tentu hati kecil saya menjawab tidak. Tidak, tidak, bukan itu alasan saya menulis di sini.
Saya juga pernah terlena dengan rumput tetangga yang hijau nan subur. Sempat di awal-awal masa covid-19 bertandang ke Indonesia, saya kembali mengajukan blog ini ke Google Ads. Kembali lagi saya ditolak, kali ini karena alasan si kecil virus tersebut.
Hingga hari ini, ada yang bertanya "Kakak, kalo boleh tau pengunjung perharinya berapa? Terus penghasilan ads nya berapa kak?" sontak pikiran saya kembali ke masa lalu, dulu saat pernah mengisi di sebuah majlis ilmu.
Batin saya kembali mengingatkan,
"Tenanglah rumput tetangga tampak hijau karena kamu selalu meliriknya, padahal belum tentu yang hijau itu yang menghasilkan!"
Artinya belum tentu juga blog tetangga yang sudah punya ads ditulis dari hati ke hati. Jangan-jangan hanya ditulis untuk mengejar pundi-pundi rupiah, ya lagi-lagi itu persoalan dunia.
Boleh kok sobatkus mengajukan blognya ke Google adsense, tapi niat awalnya tetap jalan ya😉
Menebar kebermanfaatan!