Puisi: Suara Kucing

Daftar isi [Tampil]


Suara Kucing

Di kepalaku, mengeong-ngeong suara kucing
Bak berkata "Laparr, laparr"
Pundang rebus pembelian sore kemarin sudah dilahap habis
Mamak tak punya uang hari ini

"Cing, ayolah berhenti mengeong." sembari aku menyodorkan beberapa tempe sisa makan siang tadi
Barangkali dengan tempe kucing terbujuk

Suara itu berhenti sejenak

Kemudian kembali gaduh dengan nada yang lain
"Me me me meonggg, me me me meongggg"
Ah kepalaku hampir pecah mendengar kegaduhan suara kucing
Kali ini aku kembali mencerna maksud suaranya
Mungkin begini "Tu tu tuan laparrr, Tu tu tuan laparrr"

Masih ada nasi putih, sedikit sambal terasi
Ya tapi, mana mungkin ia melahapnya

Sejak minggu kemarin, dapur sudah jarang mengepul lagi
Sekali memasak sekalian untuk hari esok
Mamak mulai kebingungan
Ia tak ingin; membeli pundang lagi sebab sudah tak renyah, membeli ikan sebab sudah mahal, membeli ayam apalagi.

Aku menutup kuping berusaha menghilangkan suara gaduh di kepala
Tak berhasil!!
Suara kucing itu di kepala bukan di telinga!

Hari mulai tua
Senja berangsur pergi
Tapi tidak dengan suara kucing

30 April 2020

Note:
Sebwah puisi yang lahir dari rasa sakit, sakit gigi.
Lebih baru Lebih lama