Daftar isi [Tampil]
![]() |
Gigi Manja |
Sejak kemarin gigi saya tidak mau berkompromi untuk diam saja. Dia terus-terusan merengek di dalam mulut. Iya kalau merengeknya enak, tinggal kasih lolipop sudah beres.
Gigi saya yang sungguh manja ini adalah hasil didikan yang salah. Dulu sewaktu kecil, gigi saya yang masih berjumlah dua bak gigi kelinci sering dimanja-manja dengan es krim belian tetangga. Mamak saya tidak akan menolak pemberian orang lain, sedikit mengurangi pengeluaran isi dompet. Gigi saya yang lucu waktu itu sangat girang menikmati es krim tersebut.
Tahun berganti tahun, gigi saya tetap dimanja-manja. Seringkali saya sendiri yang memanjakannya. “Yuk kita beli es kado!” serbu saya.
Es kado merupakan es yang berbentuk persegi panjang dengan dibungkus plastik yang berwarna cantik. Es kado pernah berada pada puncak kejayaannya, sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Tidak mungkin saya tidak tergoda.
Beraneka ragam rasa pada es kado membuat gigi saya ngiler bukan main!
“Beliii es kadoo!” abang penjual seketika berhenti mendengar jeritan anak kecil itu, saya. Sebenarnya tanpa saya stopkan, si abang penjual pasti akan berhenti di area tempat kami bermain. Sembari memencet, duh apasih namanya, sebuah terompet dengan bulatan hitam.
Mamak yang melihat dari kejauhan sudah merogoh saku celana, barangkali ada sepeser uang yang tersesat.
Saya juga masih ingat, dulu setiap kali mengunjungi pasar malam tak pernah absen untuk membeli manisan gula kapas yang berwarna pink. Sungguh kenikmatan yang tiada tanding, jika diikutsertakan di dalam pertandingan gula-gulaan. Di banding gula merah yang sering saya colek di dalam klepon buatan mamak, rasanya masih kalah dengan gula kapas yang saya nikmati itu. Apalagi gula pasir, lewat!
Dentist atau dokter gigi datang ke sekolah, itupun sewaktu saya sudah duduk di bangku kelas empat. Pernah dicek satu per satu siswa maju ke depan kelas menghadap si dokter. Saya lupa dokternya cowok apa cewek, pada momen tersebut yang saya ingat adalah mimik muka dokternya (terlepas mimik muka tersebut cewek atau cowok). Rasanya dulu dokter tersebut menunjukkan raut muka yang prihatin, sedih, dan geleng-geleng. Apakah menyalahkan saya yang terlalu hobi memakan yang manis-manis atau menyalahkan orang tua saya yang luput perhatiannya atas kesehatan gigi saya.
Seingat saya, saya tidak pernah diajarkan untuk rutin menggosok gigi. Niat untuk menggosok gigipun muncul saat menonton iklan salah satu brand pasta gigi. Bahkan saya sempat iri dengan iklan tersebut, lho asik betul gosok gigi sambil nyanyi bareng keluarga.
Dikutip dari website Kementrian Kesehatan (kemkes), pada tahun 2018 mencatat sebanyak 57,6% proporsi masalah pada gigi dan mulut. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar hanya menginjak angka sebesar 2,8%. Rasanya sungguh prihatin melihat angka persentase orang yang menyikat gigi dengan benar. Apakah sosialisasi sikat gigi yang benar masih kurang? Atau memang kesadaran dari individunya yang kurang.
Kembali lagi, gigi yang manja adalah gigi yang dihasilkan dari didikan yang salah.
Saya teringat dengan serial kartun negara tetangga, Upin Ipin, pada eposide dokter gigi yang hadir ke sekolahnya.
“Bulat, bulat, bulat….bulat, bulat…” salah satu cuplikan lirik lagu menggosok gigi ala dokter pada serial kartun Upin Ipin. Saya rasa, jika dulu saya menonton ini sembari rutin diingatkan orang tua untuk menggosok gigi 3X sehari mungkin setidaknya lima puluh persen saya terhindar dari kerusakan gigi.
Kenapa 50 persen ? Karena sisanya kembali lagi pada diri saya. Saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan orang tua saya. Ya walaupun dalam hati, kenapa orang tuaku terlambat menyadari bahwa kesehatan gigi itu penting (emot sedih).
Saya yang sudah tumbuh dewasa menyadari betapa pentingnya kesehatan gigi. Apalagi setelah kembali kambuh sakit gigi, merasa ingin Say no pada makanan yang manis-manis (mengurangi lebih tepatnya). Entah kenapa saya selalu menyalahkan makanan manis, coba SobatKus telaah lagi apakah memang benar penyebab terbesar kerusakan gigi adalah makanan yang manis :v
Jika pada lirik lagu Alm. Meggy Z mengatakan lebih baik sakit gigi ketimbang sakit hati, wah salah betul. Sakit gigi jelas sakitnya, kalau sakit hati memang tiada obatnya tapi itu jelas berbeda rasa sakitnya. Cobain dulu deh sakit gigi, eh jangan haha.
Semoga dari cerita receh saya ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, mari mulai peduli dengan kesehatan gigi. Bagi SobatKus yang punya adik kecil, senantiasa ingatkan ya adiknya untuk menggosok gigi. Dan bagi sobat yang punya anak kecil, juga diingatkan plus didampingi ya. Serta bagi sobat yang tidak punya adik kecil dan belum punya anak, alias masih single atau sudah menikah tapi belum dikaruniai anak, mari sedikit-sedikit belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik. Salah satunya sobat bisa mempelajari bagaimana merawat gigi anak. Huhu saya jadi bertekad ingin menjadi orang tua yang senantiasa peduli terhadap kesehatan gigi anak, cukup di saya aja yang merasakan sakit gigi yang teramat sakit, anak saya jangan (halunya jomblo).
Cukup sekian cerita kali ini, semoga SobatKus bisa memetik hikmahnya ya. Terima kasih sudah mau membaca. Salam hangat, Kuskus Pintar.
#31HariMenulis
#01Mei2020