Puisi: Memaksa Bisu

Daftar isi [Tampil]

Memaksa Bisu

Kulihat anak kecil duduk beralaskan karung bekas.
Memegang kaleng susu karat yang sudah orange kecoklatan.
Bajunya compang-camping di sana-sini.

Hari kemudian semakin tua, disebut senja.
Pulang anak kecil dengan gemerincing duit recehan.
"Mana setorannya hari ini?" Tanya Pak Kumis.
"Maaf sedikit pak" ada sendu di wajahnya.
"HALAHHH DASAR KAMU, HARI INI GAK DAPAT JATAH MAKAN!" Bentak lelaki itu.
Anak kecil itu, diam dan membisu.

Kulihat anak kecil lainnya, pulang kesorean.
Sejak pukul 10 tadi pagi, ia pergi dari rumah.
Bermain bersama temannya, hingga lupa waktu.
Memanjat pohon, terlena.
Main lari-larian, terlena.
Hingga berenang ke sungai membuatnya terlena.
Anak kecil itu pulang kesorean.
"Mana ikannya? Katanya mancing." Tanya Pak Ndut.
"Maaf lupa mancing pak" Alasan si anak kecil itu.
"PULANG SORE TERUS, MAIN TERUS, LUPA WAKTUKAN JADINYA!" Bentak lelaki itu.
Anak kecil itu, diam dan membisu.

Di tempat lain, kulihat seorang lelaki tua.
Duduk di kursi rotan di depan jendela kaca.
Menanti anak lelaki yang tak kunjung pulang.
"Katanya mandul sih jeng." Bisik tetangga.
Lelaki tua itu, diam dan membisu.

"Meminta anak lelaki, anak perempuan saja tak bisa" lelaki itu membatin.
Lebih baru Lebih lama