Untuk Pertama Kalinya, Setelah 3 Tahun Kuliah (Part 1)

Daftar isi [Tampil]

Penganugrahan Pemenang Lomba Debat

“Aku punya cerita, tentang kejadian-kejadian yang baru dialami setelah tiga tahun kuliah. Nah, jadi gini ceritanya…..”

Mungkin seperti itu cuplikan kalimat yang saya lontarkan pada saat jam kosong menunggu dosen masuk. Sekilas klise dan enggak penting-penting amat untuk diceritakan. Tapi, bagi saya duduk diam dengan gawainya masing-masing itu malah ngebosenin. Alhasil, saya memulai percakapan dengan beberapa kejadian yang saya alami waktu itu.

Kamu boleh segera menutup halaman ini, boleh banget. Tetapi, jika kamu sedang butuh bacaan ringan nan asik boleh dilanjutkan untuk membaca ya hehe.
Jangan menyerah jika gagal menghampirimu, ulangi kegagalanmu hingga 'gagal' menyerah untuk menghampirimu lagi.

Berikut ini beberapa kompilasi pengalaman, kejadian atau peristiwa yang saya alami setelah tiga tahun kuliah. Etdah serius amat hahah

Kosan Kebanjiran

Hampir tiga tahun saya tinggal di kosan yang saya sewa, baru kali ini kebanjiran. Kamar saya berada di lantai 2, dan rasanya ini sungguh tidak mungkin terjadi jika itu banjir karena hujan. Ketika saya menceritakan ini kepada teman saya, bukannya ikut sedih malah mereka tertawa "lho kok bisa kosan lantai 2 kebanjiran" balas teman saya.

Ini benar-benar terjadi, kamar saya banjir setinggi satu kilan (+10 cm). Banjir lokal lebih tepatnya. Banjir yang diakibatkan kelalaian sendiri.

Waktu itu kejadiannya saya mau cuci piring di pagi hari, eh kran westafel mati. Ketika saya dan temen sekamar saya pergi ngampus, kran dalam posisi terbuka :( 

Laptop Mati

Bisa ditebak yakan dari judulnya. Peristiwa banjir lokal yang sempat saya alami waktu itu ternyata menewaskan laptop kesayangan saya, yaiyalah laptopnya cuman satu. Waktu itu, tak seperti biasanya saya menaruh laptop. Saya ketika sudah membuka laptop, paling tidak saya taruh di atas meja atau langsung saya masukkan ke dalam tas dan disimpan pada tempat yang aman. Sebuah tanda-tanda, hari itu saya kelelahan mengerjakan beberapa tugas tidak sempat menyimpan dan langsung tidur. Besoknya, saya diburu waktu karena kuliah masuk pagi. Akhirnya, si laptop hitam manis saya tergenang saat banjir lokal melanda.

Saat mengetahui laptop saya tergenang, saya yang mengelapnya dengan kain hanya bisa tertawa. Menertawai kebodohan ini, kelalaian diri ini.

Laptop yang saya peroleh dari hasil menang lomba siswa berprestasi sewaktu SMA dulu, tewas mengenaskan. Tak pernah sakit, sekali berkabar langsung meninggal. Terima kasih untuk empat tahun bersamamu wahai laptop itemku. Maafkan aku yang lalai ini :(

Jatuh dari Motor

Mengawali semester 6 kemarin, tak henti-hentinya nasib buruk menimpa saya. Saya menerawang ke langit waktu itu, dosa-dosa apa saja yang telah saya lakukan hingga sang Maha Kuasa memberi saya peringatan. Seminggu setelah kejadian banjir dan laptop mati, saya kembali mengalami nasib buruk yakni terjatuh dari motor.

Niat saya baik waktu itu, ingin menemani teman saya berobat ke rumah sakit. Karena dia mempercayakan saya, kamu ahli. Selama tiga tahun kuliah, saya belum pernah terjatuh dari motor. Entah angin mana yang membisiki, waktu itu saya terburu-buru karena yang saya pikir ini motor orang segera dikembalikan. Padahal si empunya motor tidaklah ingin terburu-buru.

Saya dan temen saya si Helen namanya melewati persimpangan yang padat, tepatnya di depan gang kosan saya. Itu simpang empat, saya yang ingin melaju dari gang tidak melihat tanjakan yang saya ambil. Dan brukk, saya terjatuh karena tidak bisa mengegas motor pada tanjakan yang saya ambil tersebut. Allahualam, truk yang ingin melaju seketika berhenti (ngerem kejut) ketika kami terjatuh tepat di depannya.

Tak ada luka yang parah, hanya lecet di bagian lengan. Saya sungguh malu pada diri saya waktu itu, niat untuk mengantar teman saya yang sakit malah menambah sakitnya teman saya saja. Si Helen malah mengkhawitirkan saya, "Res, takut aku. Kau tadi masih teguling ditindih motor, aku lah minggir ke tepi." Maafkan temanmu ini len, teringat diri yang lupa membaca basmallah ketika hendak melaju.

Beberapa tukang ojek turut membantu kami yang terjatuh, memapah saya dan menggeser motor kepinggir jalan. Baju kami kotor terendam oleh lumpur yang tergenang di area kami terjatuh. "Dek, mandilah dulu ke kosan baru kuliah lagi," celetuk salah satu tukang ojek yang menambah malu bagi kami berdua.

Selepas dari itu semua, kami berdua tetap melaju ke rumah sakit. Alhamdulillah, dengan mengawali bismillah kami selamat sampai tujuan :D

Untuk Pertama Kalinya Kalah Lomba Debat

Orang-orang menyangka, bahwa ahli pada Karya Tulis Ilmiah akan mudah untuk memenangkan Lomba Debat. Tentu tidak sesederhana itu. Cerita saya yang keempat, masih satu garis yang lurus mengenai nasib yang kurang beruntung. Tergantung melihat dari sisi yang mana.

Setelah beberapa tawaran lomba saya tepis, akibat semester tua menghampiri. Tetapi, tidak untuk lomba yang satu ini. Saya sedikit tertawa geli ketika mendapati tawaran ikut lomba debat. "Reskik, ikut lomba debat yuk" tawar teman saya. "Hah, serius?" tentu saya menganggap hal ini sebagai lelucon, yang benar saja anak kti ikut debat. Saya sebenarnya sudah lami ingin ekspansi lomba dari tulis menulis ke lomba public speaking. Ini merupakan tantangan bagi saya, yak bismillah saya terima tawarannya.

Tawaran tersebut dilayangkan teman saya H-2 sebelum lomba. Sungguh ini merupakan lomba yang menguras emosi. First time ikut lomba belum ada persiapan apa-apa itu sama saja dengan bunuh diri! Setelah dari mengiyakan tawaran itu, saya bergegas membedah tema mosi debat. Kemudian, menonton beberapa lomba debat di mang yuteb. Wah sangat bersemangat sekali saya waktu itu :D

Terlepas dari semua usaha yang saya lakukan, tetap saja pisau yang baru diasah akan kalah dengan pisau yang sudah sering diasah. Kami kalah. Jika dilihat dari sisi kiri, rasanya kabar kekalahan ini merupakan nasib buruk. Namun, mari lihat dari sisi kanan (positif) banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya. Salah satunya, saya sudah berani untuk tampil bersuara karena saya sendiri sering dikenal sebagai manusia pendiam. Padahal mah ramai pikiran saya nih hihihi

Okey, sekian empat kisah saya yang baru saya rasakan setelah tiga tahun kuliah. Penasaran kisah lainnya ? Tunggu Part 2 ya, Insya Allah lebih bahagia ceritanya :v
Lebih baru Lebih lama