Review Film Candy Jar: Prestasi Boleh tapi Jangan Lupa Bahagia

Daftar isi [Tampil]
Candy Jar
Sumber: wikipedia

Candy Jar adalah sebuah film bergenre drama komedi Amerika yang rilis pada tahun 2018. Film ini bercerita tentang duo juara debat sekolah menengah yang berusaha mewujudkan rencana mereka untuk masuk perguruan tinggi favorit impian mereka. Berikut ini adalah para pemera film Candy Jar:

•    Sami Gayle as Lona Skinner
•    Jacob Latimore as Bennett Russell
•    Christina Hendricks as Amy Skinner, Lona's mom who despises Julia.
•    Uzo Aduba as Julia Russell, a successful state senator and Bennet's mom.
•    Tom Bergeron as Principal Nelson
•    Helen Hunt as Kathy, a school counselor and confidant to Lona and Bennett
•    Paul Tigue as Mr. Johnson
•    Shell Galloway as Brett
•    Austin Flynn as Twin Taylor
•    Blake Flynn as Twin Tanner
•    Evan Castelloe as Zack

Saya sebagai penikmat film Hollywood merasa terhibur sekaligur termotivasi setelah menonton film Candy Jar. Alur cerita yang asik dengan dibumbui hiburan komedi yang berkelas ini membuat saya tak henti-hentinya  merasa terkesima.

Biasanya anak usia SMA menghabiskan waktu dengan bermain bola, bercanda ria, jalan-jalan, dan hal lazim lainnya. Tidak untuk Lona dan Bennett. Mereka berdua berusaha keras belajar untuk menjadi siswa yang pintar dan dapat memenangkan perlombaan debat antar negara bagian. Dan, setelah lulus SMA, Lona sangat menginginkan masuk Harvard University sedangkan Bennett memilih Yale University sebagai cita-cita pendidikan selanjutnya. Dua universitas tersohor di jagat Hollywood itulah yang membuat mereka sangat ambisius dan saling bersaing.

Dalam perlombaan debat yang digambarkan pada film tersebut sangat berbeda dengan lomba debat yang ada di Indonesia. Perdebatan dalam cerita film ini adalah, peserta berdebat dengan tempo yang sangat amat cepat sambil membaca teks apa yang mereka tulis. Peserta lomba harus mengikuti aturan yang hanya memberikan waktu 8 menit dalam setiap debat yang ingin mereka sampaikan.

Lona dan Bennett memiliki seorang pembimbing yang selalu memotivasi mereka berdua dan bahkan lebih dari sekedar guru yang membimbing, yakni Kathy. Ruangan Kathy yang dipenuhi permen yang lucu-lucu serta manis menjadi bagian menarik untuk disoroti, bahkan judul film ini pun diambil dari karakter Kathy dan ruangannya tersebut.

Ibu dari Lona dan Bennett adalah dua orang teman SMA yang sama-sama saling bersaing, mungkin darah persaingan ibu mereka menurun. Lona yang memiliki status sosial yang berbeda dari Bennett lebih berjuang keras untuk membiaya sekolahnya sekaligus mencari beasiswa untuk menggapai Universitas impian Lona. Sedangkan Bannett sebenarnya sangat dengan mudah dapat meraih hal tersebut. Tapi, lagi-lagi Bennett ingin berjuang keras untuk mencapai impiannya.

Film ini sangat saya rekomendasikan kepada teman-teman
yang terlalu ambisius menggapai mimpi sehingga lupa akan komunikasi. Saya pun tertampar dengan film ini, tak lain saya juga manusia yang sangat ambisius dalam menggapai cita ya walaupun banyak magernya haha.

Inti dari cerita Candy Jar adalah penting bagi kita untuk menyeimbangkan kehidupan sosial anak remaja dan cita-cita. Bahwa terkadang, anak-anak yang terlalu berambisi atas sesuatu yang ingin mereka capai justru membuat mereka lupa dengan sesuatu yang disebut human connection atau hubungan dengan manusia lain. Biasanya anak-anak seperti ini hanya berkutat dengan buku dan hal-hal yang bisa memberi jalan kepada tujuan mereka.

So, nikmatin masa SMA mu yah. Saya sudah melewatinya bahkan menyesal sekali untuk tidak menikmatinya secara happy.

Beberapa cuplikan dialog film ini menyentuh kita, seperti:


"Wherever you end up, kiddo, have fun.” Kathy

"Sometimes we lose.” Bennett.


Cerita Candy Jar ditutup dengan sedikit mengharukan. Bahkan saya terkesima dengan keberanian tim debat dari sekolah Washington High yakni Jasmine Spencer (Antonia Gentry) dan Dana Martinez (Ariana Guerra). Mereka beruda berasal dari sekolah dan keluarga yang biasa saja tetapi dengan berani mengubah gaya berlomba yang seharusnya dengan ritme cepat malah mereka berdebat dengan sangat santai dan berdasarkan pengalaman mereka. Dengan tempo bicara yang biasa saja mereka tak peduli dengan kekalahan debat yang mereka dapatkan. Alhasil mereka berdua membuat pikiran Lona dan Bennett terbuka. Kemudian, di depan para juri dan penonton, Bennett mengatakan:

"Mereka (Jasmine dan Dana) melakukan itu selama setahun, tapi tak seperti kami (Bennett dan Lona). Karena mereka tak fokus pada tekanan untuk menang, tapi memilih yang lebih penting, berkomunikasi.”

Jadi, berbicara santai sesuai jalannya waktu yang alami untuk mengungkapkan hal yang penting untuk disampaikan adalah lebih baik daripada berbicara cepat mengikuti tempo yang ditentukan namun justru tak mampu menyampaikan apapun pada orang lain. Santai namun pasti.
Jadi apakah kalian tertarik menyaksikan Candy Jar?

Terima kasih sudah membaca review film candy jar sobatkus.

Lebih baru Lebih lama