Daftar isi [Tampil]

“Aku”
Aku bahkan benci dengan diriku ini
Aku bahkan tidak bangga dengan diriku ini
Orang hanya melihat kelebihanku
Orang hanya terpukau dengan apa yang aku peroleh
Tapi Aku,
Aku sama sekali tidak merasa bangga, karena yang ku lakukan hanya topeng,
Hanya topeng
Aku adalah monster yang menakutkan, wanita bermuka dua
Kenapa? Kenapa?
Aku tahu jawabannya kenapa?
Karena Aku tidak tahu siapa diriku ini
Who am i ?
Mungkin jika dosa bisa ku lihat, berapa banyak dosa tersebut?
Tak terhitung lagi jumlahnya
Mungkin jika pahala bisa ku lihat, berapa pahala yang aku dapat?
Ku tak tahu berapa jumlahnya
Ya Allah bantu hambamu meraih mimpi hamba,
Bantu hambamu ini menguatkan iman dari godaan Syaiton
Hambamu ini sakit Ya Allah
Berilah hamba kekuatan Ya Allah
Hambamu ini, mungkin manusia yang tak tahu diri,
Selalu meminta kepadamu Ya Allah
Hanya kepadaMUlah Hamba memohon Ya Allah
Dengan menyebut namaMU Ya Allah,
Hamba bisa tenang, dan sadar
Bismillah
Aku bahkan benci dengan diriku ini
Aku bahkan tidak bangga dengan diriku ini
Orang hanya melihat kelebihanku
Orang hanya terpukau dengan apa yang aku peroleh
Tapi Aku,
Aku sama sekali tidak merasa bangga, karena yang ku lakukan hanya topeng,
Hanya topeng
Aku adalah monster yang menakutkan, wanita bermuka dua
Kenapa? Kenapa?
Aku tahu jawabannya kenapa?
Karena Aku tidak tahu siapa diriku ini
Who am i ?
Mungkin jika dosa bisa ku lihat, berapa banyak dosa tersebut?
Tak terhitung lagi jumlahnya
Mungkin jika pahala bisa ku lihat, berapa pahala yang aku dapat?
Ku tak tahu berapa jumlahnya
Ya Allah bantu hambamu meraih mimpi hamba,
Bantu hambamu ini menguatkan iman dari godaan Syaiton
Hambamu ini sakit Ya Allah
Berilah hamba kekuatan Ya Allah
Hambamu ini, mungkin manusia yang tak tahu diri,
Selalu meminta kepadamu Ya Allah
Hanya kepadaMUlah Hamba memohon Ya Allah
Dengan menyebut namaMU Ya Allah,
Hamba bisa tenang, dan sadar
Bismillah
15 Agustus 2018
Wahai jiwa tak berdukakah engkau pada sang raga,
Mendekap pada dinginnya angin,
Dan ia mengaung.
Jiwamu sungguh egois,
Tak penatkah kau menghujam raga dengan ketidakpedulianmu itu?
Menangis ia di tengah malam.
Memang benar tuhanmu sekedar menitipkan raga untukmu,
Layaknya titipan tak sepantasnya kau bertindak dzolim.
Ragamu kelaparan melolong tak karuan,
Kau acuh padanya.
Wahai jiwa,
Ragamu hanya persinggahan sementara,
Sekiranya engkau lebih peduli selagi ia masih tegar belum jatuh tepar,
Selagi ia masih sehat belum jatuh sekarat.
Malulah pada sang pemberi titipan ini,
Mohon maaflah kepada raga yang tak sengaja teraniaya.
--Mari Peduli Raga--
Di sudut tembok, 29 Maret 2019
Jiwa yang Lupa Raga
Wahai jiwa tak berdukakah engkau pada sang raga,
Mendekap pada dinginnya angin,
Dan ia mengaung.
Jiwamu sungguh egois,
Tak penatkah kau menghujam raga dengan ketidakpedulianmu itu?
Menangis ia di tengah malam.
Memang benar tuhanmu sekedar menitipkan raga untukmu,
Layaknya titipan tak sepantasnya kau bertindak dzolim.
Ragamu kelaparan melolong tak karuan,
Kau acuh padanya.
Wahai jiwa,
Ragamu hanya persinggahan sementara,
Sekiranya engkau lebih peduli selagi ia masih tegar belum jatuh tepar,
Selagi ia masih sehat belum jatuh sekarat.
Malulah pada sang pemberi titipan ini,
Mohon maaflah kepada raga yang tak sengaja teraniaya.
--Mari Peduli Raga--
Di sudut tembok, 29 Maret 2019