Matematika Pernikahan (Sebuah Teori Kehidupan)

Daftar isi [Tampil]
Matematika Pernikahan

Apa yang sobatkus pikirkan ketika saya menyebut kata 'pernikahan' ? Dua orang saling mencintai, aku dan kamu menjadi kita? Tentunya pria dan wanita yang berlayar dalam perahu rumah tangga.

Saat menuliskan artikel ini saya sempat berselancar ke search engine dengan mengetikkan kalimat pertanyaan, "Kenapa kita harus menikah?" Tulis saya. Pernikahan bukankah hal yang rumit? Beberapa orang ada yang bahkan menikah karena terpaksa. Kalau terpaksa, kenapa harus menikah?

Beberapa sinetron negara +62 banyak menyajikan cerita mengenai pernikahan, apalagi stasiun televisi dengan logo ikan yang khasnya itu, eh apa udah ganti logo ya.

SUAMIKU BUKAN SUAMI BERSAMA

ISTRIKU, ISTRI SAHABATKU DULU

JODOH YANG TERTUKAR

TERNYATA AKU LEBIH BAHAGIA DI PERNIKAHAN KEDUAKU

Sengaja capslock dilepasin, biar jelas gitu bacanya. Kenapa ya kita harus menikah? Baca terus artikel ini semoga sobat menemukan jawabannya.

Artikel ini diberi judul "Matematika Pernikahan" sebab banyak orang yang menganggap matematika itu rumit pun sama rumitnya dengan pernikahan. Apalagi matematika seakan menjadi momok bagi kita semua. “Apa sih gunanya belajar fungsi kuadrat, trigonometri, aljabar, dan lain-lain, gak guna beutt.” Simpelnya begitu.

Kalau di pernikahan, “Kenapa ya kita tuh harus menikah, masa 30 tahun bersama sama si dia terus, gak bosen apa?”

Atau “Aku tuh capek sama kamu mas, dibilangin kalau habis mandi ya taruh handuk pada tempatnya. Mbok ya jangan berceceran.”

Pasti banyak tuh pernikahan yang isinya berantem terus. Hal sederhana saja bisa menjadi topik adu mulut.

Disclaimer, saya belum menikah tapi suka matematika dengan catatan matematika yang sederhana saja hahaha. Saya merasa matematika itu tidak rumit hanya saja memang perlu pemahaman yang lebih. Nah kalau pernikahan saya hanya bisa menyimpulkan dari hasil pengamatan saja bahwa pada dasarnya pernikahan itu tidak rumit. Ada sih rumitnya, tapi percayalah jika dilihat dari sudut pandang yang paling sederhana, maka pernikahan bukanlah hal yang rumit.

Disini saya berusaha menyederhanakan matematika dalam perspektif pernikahan dan menyederhanakan perspektif pernikahan dalam matematika. Terdengar rumit ya kalimatnya? Tetapi itulah intinya. Mohon dicerna aja, jangan banyak mikir *eh kok ngegas sih.


½ + ½=1

Sederhananya saja setengah ditambah setengah sama dengan satu. Dalam sudut pandang pernikahan Islam, kita ini (read: jomblo) masih separuh jika belum menikah.

Kamu (laki-laki) separuh, saya (perempuan) separuh, untuk menggenapkannya menjadi satu perlu dipayungi dengan ikatan pernikahan. Apanya yang separuh? Hati? Bisa jadi, bisa jadi.

Rasulullah pernah bersabda, “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)


Kabarnya ada beberapa pahala yang hanya diperoleh saat sudah menikah. Salah satunya adalah menafkahi sang istri.

Beberapa bacaan yang saya baca, 'menikah sebagai upaya untuk menyempurnakan agama' sebenarnya mengandung arti bahwa dengan menikah kita dapat lebih menjaga diri dari yang namanya zina. Mungkin sobat ada yang ingat anjuran bagi para jomblo yang belum siap menikah adalah dengan berpuasa. Dengan berpuasa kita dapat menundukkan syahwat. Maka, ketika menikah yang dulunya separuh akan menjadi sempurna.

"Separuh nafasku? Ya neo napacyn." Iklan bentar gaes.


1+1=bukan hanya 2


Kita bisa berkata bahwa 1 apel ditambah 1 apel sama dengan 2 apel. Begitu pula ketika kita berkata bahwa 1 pria ditambah 1 wanita sama dengan 2 orang, karena pria atau wanita itu orang.

Bagaimana jika kita melihat dari sudut pandang biologi? Kamu pasti tau jawabannya. Bahwa jawaban matematikanya akan menjadi 1+1=3. Artinya ketika dua orang (pria dan wanita) dianugerahi seorang buah hati maka dalam satu unit keluarga kecil akan berjumlah 3 orang hehe

Bagaimana dengan 1+1=5 ? Bagaimana analoginya? Begini, ketika 2 orang sudah dianugerahi 1 anak kemudian anaknya menikah dan melahirkan 1 anak. Coba jumlahkan, pasti hasilnya ada 5 orang.

1+1 bisa juga sama dengan 0. Ketika pernikahan hanya diisi dengan adu mulut setiap hari. Nihil, tidak ada karya yang bisa dihasilkan. Coba ubah saja jika menikah itu dianalogikan dengan 1+1=3000. Artinya, misal kamu dan dia punya skill yang berbeda. Dia jago ngomong tanpa lihat teks, kamu jago ngetik sepuluh jari tanpa lihat keyboard. Bayangin kalo bersatu pada perahu pernikahan, berapa karya yang bisa dihasilkan? Bisa jadi 3000 plus-plus. Anggap saja ada 1 karya dicetak menjadi 1000 eksemplar buku, ada 3 karya yang siap terbit artinya ada 3000 buku yang dicetak. Bayangkan jika tersebar di seluruh toko buku di Indonesia . Bayangin aja dulu, semoga tercapai mimpinya :)

Mengutip kalimat mbak Apik dalam buku Melangkah Searah,
 
"Menikahlah dengan seseorang yang juga mau menikahi mimpi-mimpimu. Yang matanya berbinar ketika citamu berbinar. Yang senyumnya ikut terkembang ketika asamu terkembang."

Fungsi Kuadrat -x2+2x+1

Teman saya Ori Yunarto, kerap disapa Orik mengirimkan tautan dari instagram ke grup WhatsApp kelas IPS sewaktu SMA dulu. Saya klik tautan tersebut, ternyata isinya adalah sebuah video yang di upload oleh guru kimia saya.

Saya disapa dengan angka-angka, jelas sekali itu matematika. Saya kira video tersebut berisi pembahasan soal matematika, detik demi detik saya menyimak. Pembahasannya sederhana dan menarik, tentang seorang guru matematika yang melamar calon istrinya.

Saya amati dengan saksama, guru matematika tersebut ternyata guru saya. Guru yang pernah mengajari saya di kelas matematika sewaktu SMA dulu. Sir Aziz, demikian kami menyapa beliau.

Saya terperangah dengan cara beliau melamar istrinya, betapa tidak ketika fungsi kuadrat -x2+2x+1 yang disodorkan ternyata memiliki makna filosofis.

Begini kira-kira tampilan grafiknya.
Gambar dari video chemyholic

Pada bidang kartesius terdapat empat kuadran yakni kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV. Sir Aziz menjelaskan bahwa sumbu y+ (y positif) atau area kuadran I dan II dianalogikan sebagai kehidupan kita di dunia, sedangkan sebaliknya y- (y negatif) yang merupakan area kuadran III dan IV dianalogikan sebagai kehidupan di akhirat.

Lihat gambar berikut ini untuk melihat analogi sederhananya.

Gambar dari video chemyholic

Fungsi kuadrat -x2+2x+1 memotong di dua titik yakni titik 1 dan titik 2. Dimana titik 1 merupakan titik awal kelahiran manusia. Sedangkan, titik 2 adalah titik akhir kehidupan atau kita sebut sebagai kematian.  Sederhananya dimulai dari titik awal kelahiran manusia, kemudian melewati titik puncak kehidupan yang berkisar antara 30-35 tahun hingga berakhir di titik kematian.

Baca juga: Baca Ini: Apa itu Esai, Ciri, Struktur, Jenis dan Contohnya

Kuadran I dan II yang merupakan analogi dari kehidupan dunia yang periodenya sangat singkat. Jika fungsi tersebut dilanjutkan lagi akan menuju pada ketakhinggaan, artinya perjalanan yang sesungguhnya masih teramat panjang.

Sir Aziz melamar istrinya dengan berkata bahwa beliau sedang berada di titik permulaan puncak kehidupan. "Aku ingin menjalani sisa-sisa hidupku melewati titik ini (puncak), kemudian titik ini (kematian) hingga akhirat nanti bersama kamu sebagai istriku." Ternyata guru matematika saya yang sangat serius itu bisa romantis, mau ketawa sambil muncratin rumus matematika deh rasanya wkwkk

Kehidupan di dunia memang sangatlah singkat, tinggal bagaimana cara kita melewatinya dengan seproduktif mungkin. Sebagai upaya untuk menggapai ridhoNya, kita perlu partner hidup untuk mengarungi kehidupan di dunia ini. Pepatah tua mengatakan, "Jodoh adalah cerminan diri." Benahi diri terlebih dahulu, jangan sampai mengharapkan jodoh dengan kriteria Y tapi kita masih X.

Layaknya sebuah perahu agar tidak terombang-ambing di tengah lautan, kita butuh yang namanya tujuan. Sebagai penutup, saya mengutip kalimat bang rezky passion writer:

"Jadikan karya sebagai visi diri. Kolaborasikan visi diri menjadi visi keluarga."
========================
Catatan kecil:
Tulisan ini diikutsertakan dalam challenge tema khusus akhir bulan oleh komunitas blogger unsri (blogsri). Special thanks to Dodo Nugraha, makasih ya kak udah ngajuiin tema menikah. Jadi mikir keras nih buat kontennya. Padahal saya cuman ngomong 'boleh juga' apakah ini artinya saya mendukung tema tersebut? Heuh dasar ya wkwk

Saya tuh pengen juga nulis tema 'hujan' yang diajukan oleh Aisyah. Pengen nulis puitis macam Puisi Bulan Juni karya Kakek Sapardi. Apa boleh buat nyatanya hasil voting menunjukkan bahwa banyak orang pengen menikah *ehh.

Kumpulan tulisan dengan tema Menikah akan tayang pada link bit.ly/DuniaBlogsri. Jika berkenan, silakan berkunjung di Hari Kamis karena setiap hari tersebut kumpulan link akan di-update. Terima kasih :) 
Lebih baru Lebih lama